Audit
adalah kegiatan mengumpulkan informasi aktual (bukti-bukti) dan
signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian
serta penarikan kesimpulan) secara sistematis, obyektif dan
terdokumentasi yang berorientasi pada azas nilai manfaat.
Audit
juga merupakan proses sistematik dalam pengumpulan dan penilaian secara
objektif atas bukti-bukti yang berkenaan dengan pernyataan tentang
tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria-kriteria standar,
serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak pengguna yang
berkepentingan.
Audit dapat dibagi dua berdasarkan siapa pelakunya yaitu: audit internal dan audit eksternal. Audit internal
adalah audit yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi dalam hal ini
Badan Pengawasan Internal oleh auditor internal yang juga karyawan
sendiri. Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab hukum kepada
publik atas apa yang dilakukannya dan dilaporkannya sebagai temuan.
Hasil kerja auditor internal bukan untuk masyarakat umum, melainkan
untuk kepentingan internal organisasi sendiri. Audit eksternal
adalah audit yang dilaksanakan oleh auditor eksternal dari pihak
eksternal atau dari institusi independen. Audit dilaksanakan berdasarkan
azas-azas formal/standar kriteria tertentu yang digunakan sebagai acuan
untuk menilai. Hasil penilaian dikeluarkan oleh institusi independen
tersebut berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari proses
audit. Pernyataan auditor eksternal itu adalah kesimpulan yang dijadikan
dasar bagi institusi maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Contoh lembaga audit eksternal adalah akuntan publik. Audit eksternal
juga bisa dilakukan oleh konsultan yang diminta Dewan Audit untuk
melakukan audit sesuai lingkup permasalahan tertentu.
Audit manajemen
adalah audit terhadap manajemen suatu organisasi secara keseluruhan
untuk menilai usur-unsur manajemen apakah telah direncanakan, dijalankan
dan dikendalikan dengan prinsip-prinsip manajemen yang baik dan benar
sehingga organisasi melalui fungsi-fungsinya dapat mencapai tujuan yang
direncanakan yang mencakup dimensi PQCDSME (productivity, quality, cost,
delivery, safety, morale, environment) secara efektif dan efisien.
Pengertian manajemen audit tersirat dalam definisi kalangan akademisi. Berikut beberapa definisi menurut Holmes dan Overmyer (1975) :
“The management audit
means the examination and evaluation of all information gathering
functions and all phases of management functions and activities, in
order to ascertain if operating are conducted in a effective and
efficient manner.”
Sedangkan American Institute of Certified Public Accountant / AICPA :
“Management audit is a systematic review of an organization’s activities or of a stipulated segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of :
· assesing performance
· identifying opportunities for improvement
· developing recommendations for improvement or further action”
Audit manajemen merupakan instrumen bagi manajemen puncak untuk membantunya dalam pemastian pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
1. Tujuan Audit Manajemen
Menurut Hamilton (1986:1) tujuan dari management audit
secara keseluruhan adl utk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari
organisasi. Evaluasi ini bisa dilakukan pada perusahaan secara
keseluruhan atau dibatasi pada lingkup departemen atau fungsi tertentu
dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja perusahaan ini dilakukan
terhadap standar yg dibuat oleh manajemen atas dan pada saat yg sama
digunakan utk menilai keefektifan dari standar-standar dan
kebijakan-kebijakan tersebut.
Ramanathan (1990:300) mengatakan bahwa management audit berkaitan dgn audit efisiensi dimana tujuan utama dari audit efisiensi ini adl utk memastikan bahwa tiap unit mata uang diinvestasikan dalam modal atau tempat lain yg memberikan pengembalian yg optimum dan bahwa perencanaan investasi antara berbagai fungsi dan aspek yg berbeda dirancang utk memberikan hasil yg optimum.
Tujuan management audit menurut Agoes (1996:173) adl sebagai berikut :
a) Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
b) Untuk
menilai apakah berbagai sumberdaya (manusia mesin dana harta lainnya)
yg dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
c) Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yg telah ditetapkan oleh top management.
d) Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management
dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan yg terdapat dalam penerapan
struktur pengendalian intern sistem pengendalian manajemen dan prosedur
operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi keekonomisan
dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.
Siagian (2001:13) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutan terhadap perkembangan management audit krn jika digunakan dgn tepat maka management audit bisa memberi manfaat yg besar yaitu:
a) Memungkinkan
manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yg
tak memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan.
b) Membantu manajemen dalam peningkatan produktifitas kerja dari berbagai komponen organisasi.
c) Memungkinkan
manajemen mengidentifikasikan hambatan dan kendala yg dihadapi dalam
mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategik utk
mengatasi dan menghilangkannya.
d) Memantapkan penerapan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi.
e) Memungkinkan manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yg tepat.
f) Membantu
manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana
berbagai kegiatan dalam perusahaan yg akan membantu para tenaga kerja
operasional melakukan kegiatan masing-masing dgn tingkat efisiensi dan
efektifitas yg lbh tinggi.
g) Mengidentifikasikan dgn tepat berbagai masalah dan tantangan yg dihadapi dalam manajemen sumber daya manusia.
h) Membantu
manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi
pimpinan sesuai dgn kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki
perusahaan.
Berikut adl beberapa manfaat management audit menurut Tunggal (2003:14) yaitu:
a) Memberi informasi operasi yg relevan dan tepat waktu utk pengambilan keputusan.
b) Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan laporan-laporan dan pengendalian.
c) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yg ditetapkan rencana-rencana prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.
d) Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini utk menentukan tindakan preventif yg akan diambil.
e) Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.
f) Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yg telah ditetapkan.
g) Menyediakan tempat pelatihan utk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.
Apabila management audit dilakukan secara berkala maka management audit bisa menunjukkan masalah ketika masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikian management audit
merupakan alat manajemen yg membantu manajemen dalam mencapai tujuan
krn tindakan korektif dapat dilakukan utk pemecahan masalah apabila
ditemukan inefisiensi dan inefektifitas.
2. Jenis Audit Manajemen
Arens dan Loebbecke (2000:756) mengelompokkan management audit menjadi 3 jenis yaitu functional organizational dan special assignment. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis tersebut :
1. Functional. Functional audit berkaitan dgn satu atau lbh fungsi didalam organisasi. Keuntungan dari functional audit adl diperbolehkan ada spesialisasi oleh auditor. Auditor dalam staff internal audit bisa sangat ahli dalam sebuah bidang misal fungsi production engineering. Mereka bisa secara efisisen menghabiskan waktu mereka utk mengevaluasi fungsi-fungsi yg berkaitan. Fungsi production engineering berkaitan dgn fungsi manufacturing dan fungsi-fungsi lain dalam organisasi.
2. Organizational. Organizational audit dalam sebuah organisasi berkaitan dgn seluruh unit organisasi seperti departemen cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalam organizational audit
adl seberapa efektif dan efisien fungsi-fungsi tersebut berinteraksi.
Perencanaan organisasi dan metode-metode utk mengkoordinasi
aktivitas-aktivitas yg ada sangat penting dalam tipe audit ini.
3. Special Assignment. Dalam operational auditing special assignment
biasa muncul krn permintaan manajemen. Jenis audit tipe ini cukup luas.
Sebagai contoh menentukan penyebab tak efektif sistem IT investigasi
terhadap kemungkinan ada fraud dalam sebuah divisi dan pemberian rekomendasi utk menurunkan harga pokok produksi.
Menurut Sayle (1988:21) management audit dikelompokkan menjadi tiga jenis sesuai dgn keragaman departemen mereka dan ruang lingkup sebagai berikut :
1. Internal Audit. Management audit
ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau departemen yg bersangkutan dgn
sistem-sistem prosedur-prosedur atau fasilitas-fasilitas. Auditor yg
mengerjakan dapat dari perusahaan mereka sendiri (internal auditor) atau dgn menggaji auditor dari luar perusahaan (external auditor). Internal audit
merupakan teknik dimana manajemen dapat merasakan masalah mereka
sendiri dan menilai kinerja organisasi kebutuhan titik kekuatan dan
kelemahannya. Disebutkan bahwa self audit merupakan bagian dari
internal audit yg dilakukan oleh individual dalam sistem mereka sendiri
prosedur-prosedur dan fasilitas-fasilitas agar dapat menilai kinerja
kebutuhan kekuatan dan kelemahannya.
2. External audit. Management audit
ini dilakukan oleh perusahaan terhadap pemasok mereka atau sub pemasok.
Auditor dapat dari auditor internal maupun auditor eksternal. Management audit
dikerjakan utk menilai status kontrak atau perjanjian yg dibuat
perusahaan pemasok atau sub pemasok utk menentukan keadaan perusahaan
atas barang yg akan diterima sesuai dgn yg dibayarkannya.
3. Extrinsic Audit Management audit
ini dilakukan oleh pelanggan atau badan-badan yg berkaitan dgn
peraturan atau suatu agen inspeksi. Audit ini meliputi pelanggan dari
perusahaan-perusahaan pemasok dan sub pemasok.
Berkaitan dgn keterangan diatas maka management audit yg dilakukan pada fungsi pembelian termasuk dari jenis internal audit.
3. Ruang Lingkup dan Tujuan Audit
Ruang
lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen.
Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya
mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode
audit juga bevariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa
bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
Sedangkan
yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas,
program dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau
diidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi
ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Ada 3 (tiga) elemen pokok dalam
tujuan audit:
a) Kriteria
Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
b) Penyebab
Penyebab merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
Penyebab merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
c) Akibat (effect)
Akibat
merupakan perbandingan antara penyebab dengan criteria yang berhubungan
dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan program/aktivitas
berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang
ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa program/aktivitas
telah terslenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih
tinggi dari kriteria yang ditetapkan.
4. Prinsip Dasar Audit
a. Audit dititikberatkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki
b. Prasyarat Penilaian terhadap kegiatan objek audit
c. Pengungkapan dalam laporan adanya temuan-temuan yang bersifat positif
d. Identifikasi individu yang bertanggungjawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi.
e. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab
f. Pelanggaran hokum
g. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan
5. Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan
AUDIT MANAJEMEN
|
AUDIT KEUANGAN
| ||
1
|
Karakterstik
|
Menemukan penyebab kelemahan, menganalisis akibat, menenttukan perbaikan program/aktivitas perusahaan.
|
Audit data akuntansi, proses pencatatan dan laporan akuntansi
|
2
|
Keluasan audit
|
Keseluruhan aspek manajemen baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif
|
Cenderung ke aspek data keuangan (finansial)
|
3
|
Tujuan Audit
|
Menemukan berbagai kelemahan dalam operasional perusahaan selanjutnya dilakukan perbaikan à penghematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.
|
Mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan PABU (GAAP) Ã lap. Dapat digunakan untuk pemakai laporan keuangan
|
4
|
Ruang Lingkup
|
Keseluruhan
fungsi manajemen dan unit terkait, mencapai seluruh
aktivitas/program. Keluasan audit bergantung pada pengendalian
manajemen perusahaan.
|
Data
akuntansi dan proses penyajian laporan yang disajikan manajemen.
Keluasan audit bergantung pada efektivitas pengendalian internal
perusahaan.
|
5
|
Dasar Yuridis
|
Berdasar kepedulian manajemen untuk memperbaiki program.
|
Keharusan menyampailan laporan keuangan yang telah diaudit (akuntan publik).
|
6
|
Pelaksana audit
|
Audit Internal maupun eksternal à objektivitasnya?
|
Audit independen (Audit eksternal). Ã objektivitas ?
|
7
|
Frekuensi Audit
|
Tidak ada ketentuan à kepedulian manajemen mencapai efektivitas dan efisien program.
|
Bersifat reguler, rutin à penerbitan LK
|
8
|
Orientasi hasil Audit
|
Audit à perbaikan kinerja masa datang à anticipatory audit
|
Audit à Data keuangan yang bersifat historisà penilaian kinerja masa lalu
|
9
|
Bentuk laporan
|
Komrehensip : kesimpulan audit, kesimpulan penting à rekomendasi à belum ada standar baku à laporan tergantung dari kemampuan auditor
|
Memiliki standar baku à Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) à laporan bentuk pendek yang menyertai laporan keuangan hasil audit
|
10
|
Pengguna laporan
|
Pihak internal
|
Pihak ekstern à pemegang saham, investor potensial, kreditor, pemerintah
|
6. Tahap-tahap Audit
Tahap
|
Tujuan
|
Audit Pendahuluan
|
1. Informasi latar belakang objek
2. Penelaahan peraturan, ketentuan dan kebijakan
3. Penemuan objec yang memiliki potensial kelemahan
4. Menentukan audit sementara (tetantive audit objectif)
|
Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
|
§ Menilai efektivitas pengendalian manajemen
§ Memahami pengendalian yang berlaku
§ Mengetahui potensi kelemahan aktivitas
§ Mendukung audit sementara dan menjadikannya audit yang sesungguhnya (definitive audit objektif).
|
Audit terinci
|
§ Pengumpulan bukti yang cukup, relevan dan kompeten
§ Pengembangan temuan à keterkaitan temuan satu dengan temuan yang lain à disajikan dalam kertas kerja audit (KKA) sebagai pendukung kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat
|
Pelaporan
|
§ Mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi à pihak yang berkepentingan à laporan komprehensif à menyajikan temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi.
|
Tindak lanjut
|
§ Mendorong pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbankan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
|
5. Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas
Meskipun terdapat perbedaan definisi mengenai management audit
pada inti terdapat kesamaan tujuan yaitu utk mengevaluasi efisiensi
efektifitas dan ekonomisasi organisasi. Efisiensi adl ukuran dari
hubungan antara masukan dan keluaran efektifitas adl ukuran dari
keluaran dan ekonomisasi merupakan ukuran masukan. Berikut adl beberapa
definisi lain mengenai efisiensi efektivitas dan ekonomisasi menurut
beberapa pakar.
Tunggal (2003:12) mengutip definisi efisiensi efektifitas dan ekonomisasi dari Gerald Vinten sebagai berikut :
1. Economy-doing things cheap
2. Efficiency-doing things right
3. Effectiveness-doing the right things
Daft (2003:9) mengatakan bahwa efektivitas adl the degree to which the organization achieves a stated goal dan efisiensi merupakan the use of minimal resources raw materials money and people to produce a desired volume of output.
Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa efektivitas adl
tingkat pencapaian organisasi atas sasaran yg ditetapkan dan efisiensi
adl penggunaan sumberdaya bahan baku uang dan manusia secara minimal utk
menghasilkan output sebanyak yg diharapkan.
Menurut
Hans Kartiadi yg dikutip oleh Agoes (1996:180) pengertian efektifitas
ekonomisasi dan efisiensi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Efektifitas
berarti produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuan baik
ditinjau dari segi kualitas hasil kerja kuantitas hasil kerja maupun
batas waktu yg ditargetkan.
2. Ekonomisasi
atau kehematan berarti cara penggunaan sesuatu barang (hal) secara
berhati-hati dan bijak agar diperoleh hasil yg terbaik.
3. Efisiensi
berarti bertindak dgn cara yg dapat meminamilisir kerugian atau
pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.
Berkaitan
dgn kebutuhan akan pengukuran efektifitas manajemen berikut adl
pendapat Paton dan Littleton yg dikutip oleh Burrowes dan Persson
(2000:87) sebagai berikut:
Accounting exists primarily as a means of computing residuum a balance the difference between costs (as efforts) and revenues (as accomplishments) for individual enterprises. This difference reflects managerial effectiveness and is of particular significance to those who furnish the capital and take the ultimate responsibility.
Accounting exists primarily as a means of computing residuum a balance the difference between costs (as efforts) and revenues (as accomplishments) for individual enterprises. This difference reflects managerial effectiveness and is of particular significance to those who furnish the capital and take the ultimate responsibility.
Pendapat
tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa keberadaan akuntansi yg utama
adl sebagai alat utk menghitung residu saldo selisih antara beban
(sebagai usaha) dan pendapatan (sebagai pencapaian) utk perusahaan
perseorangan. Selisih tersebut merefleksikan efektifitas manajemen dan
merupakan hal yg penting khusus bagi mereka yg menyediakan modal dan
memegang tanggung jawab utama.
6. Ruang Lingkup Audit Manajemen
Sesuai
dengan tujuannya, audit manajemen dilaksanakan untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi,pengelolaan sumber daya, serta efektivitas
pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit manajemen diarahkan
untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit,
baik funsi manajerial (perencanaan, penorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian) maupun fungsi fungsi bisnis perusahaan secara keselurahan
ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
a. Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran
Audit
manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana setiap
program/aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya melalui
pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. Beberapa ruang
lingkup audit manajemen pemasaran meliputi :
a. Lingkup Pemasaran
b. Strategi Pemasaran
c. Organisasi Pemasaran
d. Produktivitas Pemasaran
e. Fungsi Pemasaran
b. Audit Manajemen pada Fungsi Produksi dan Operasi
Audit
manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap
ketaatan perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan kebijakan yang
telah ditetapkan dalam operasi perusahaan. Di samping itu, audit pada
fungsi ini juga ditujukan untuk menilai ekonomisasi dan efisiensi
pengelolaan sumber daya dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.
Ruang lingkup audit ini meliputi :
a. Perencanaan produksi
b. Pengendalian kualitas (quality control)
c. Produktivitas dan efisiensi
d. Metode dan standar kerja
e. Pemeliharaan peralatan
f. Organisasi manajemen produksi dan operasi
g. Plant and layout
c. Audit Manajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia
Audit
manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai apakah kebutuhan SDM
suatu perusahaan sudah terpenuhi dengan cara hemat, efisien, dan
efektif. Ruang lingkup ini mencakup :
a. Perencanaan tenaga kerja
b. Penerimaan karyawan
c. Seleksi
d. Orientasi dan penempatan
e. Pelatihan dan pengembangan
f. Penilaian kerja
g. Pengembangan karir
h. Sistem imbalan dan kompensasi
i. Perlindungan karyawan
j. Hubungan karyawan
k. PHK
d. Audit Manajemen pada Fungi Sistem Informasi
Audit
manajemen pada fungsi system informasi menekankan pada penilaian
terhadap keandalan system informasi yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan secara akurat dan tepat waktu.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini, sebagian besar audit manajemen
pada fungsi ini diarahkan untuk audit system informasi yang berbasis
computer (electronic data processing-EDP). Ruang lingkup audit ini
meliputi :
a. Dukungan satuan pengolah data
b. Perencanaan pengolahan data
c. Organisasi pengolahan data
d. Pengendalian pengolahan data
7. Audit Manajemen Lingkungan
Tujuan
utama audit manajemen pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya. Tujuan audit
ini mencakup baik tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
internalnya maupun tanggung jawab lingkungan eksternal.
8. Audit Sistem Manajemen Kualitas
Audit
system kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah system
kepastian kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu memandu proses
operasi perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan
standart yang ditetapkan.
9. Audit Manajemen Bidang Perpajakan
Audit
perpajakan (Tax Preview) dapat membantu wajib pajak dengan melakukan
penilaian terhadap pengelolaan fungsi perpajakan untuk menentukan:
a. Apakah
setiap transaksi mengandung unsur perpajakan telah dikelola dengan
baik. Dapat meminimalkan kewajiban perpajakan perusahaan (memaksimalkan
deductable expense)
b. Apakah
pengelolaan fungsi perpajakan telah dilakukan dengan baik dan tidak
melanggar aturan serta ketentuan perpajakan yang berlaku.
c. Apakah penyelesaian kewajiban perpajakan perusahaan (pembayaran dan pelaporan) telah dilakukan dengan tepat waktu.
Pelaksanaan
Audit perpajakan dapat membantu perusahaan dalam mengelola kewajiban
perpajakannya dengan efektif dan efisien,sehingga perusahaan dapat
meminimalkan kewajiban perpajakannya tanpa melanggar aturan dan
ketentuan perpajakan yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar